Apa Itu Perbedaan Electoral College dan Popular Vote dalam Pilpres Amerika
Presiden Amerika tidaklah dipilih secara langsung oleh masyarakatnya namun oleh sebuah lembaga yang dinamakan electoral college atau lembaga pemilih. Dengan kata lain, calon presiden Amerika Serikat tidak akan memenangkan pemilihan presiden meskipun mendapatkan suara terbanyak dari masyarakat.
Pemilihan presiden di negara Amerika Serikat memiliki sejumlah hal menarik. Selain soal gaya kampanye para calon dan dinamika di antara negara bagian, hal unik lainnya ialah sistem suara elektoral atau electoral vote. Hal yang krusial dalam menentukan pemenang untuk menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat ialah suara elektoral (selain suara rakyat atau popular vote yang diperoleh langsung dari masyarakat AS.
Ketika rakyat Amerika berdatangan ke tempat pemungutan suara, sebenarnya mereka sedang memilih orang-orang yang akan duduk dalam electoral college. Anggota electoral college memiliki tugas utama yaitu memilih presiden serta wakil presiden. Mereka bekerja setiap 4 tahun sekali, yaitu beberapa pekan usai dilakukannya pemungutan suara oleh masyarakat di negara bagian. Pada saat inilah mereka menjalani tugasnya.
Partai politik di tingkat negara bagian mencalonkan anggota electoral college. Biasanya mereka ini ialah petinggi partai atau sosok yang berafiliasi dengan kandidat presiden dari partainya. Pada lokasi pemungutan suara, para pemilih tidak cuman memberikan suara untuk calon presiden, akan tetapi juga calon anggota electoral college. Di tempat suara, biasanya nama mereka ini muncul di bawah nama kandidat presiden meskipun ada juga negara bagian yang nama calon anggota electoral collegenya tidak dicetak.
Sekarang pertanyaannya, apa itu suara elektoral dan apa perbedaannya dengan popular vote dalam pemilu AS?
Suara elektoral ialah total jumlah suara yang berasal dari tiap negara bagian Amerika. Tentu jumlah suara ini di tiap negara bagian berbeda-beda tergantung dari seberapa padat penduduknya. Jumlah total suara dari semua negara bagian ialah 538 suara.
California sendiri merupakan negara bagian yang memiliki suara elektoral terbanyak, yaitu sebanyak 55 suara, sedangkan negara bagian dengan jumlah suara elektoral paling sedikit ialah South Dakota, North Dakota, Vermont dan Wyoming dengan kepemilikan sebanyak tiga suara saja.
Dalam pilpres Amerika yang biasanya dikuasai oleh hanya dua calon saja, iaitu dari Partai Demokrat dan Partai Republik, salah satu dari mereka harus setidaknya memperoleh sebanyak 270 suara elektoral agar bisa memenangi kontestasi pemilihan presiden Amerika. Lalu suara elektoral ini didapatkan dari mana? Suara elektoral diperoleh dari suara coblosan rakyat langsung (popular vote) di negara-negara bagian AS.
Agar mendapatinya, diberlakukan sistim 'pemenang meraup semuanya' atau "the winner take all". Jadi dalam popular vote kemenangan tipis saja di sebuah negara bagian bisa mengamankan semua suara elektoral negara tersebut, sedangkan bagi yang kalah (walaupun tipis) maka calon tersebut tidak akan mendapati suara elektoral sedikitpun dari negara bagian tempat si calon kalah.
Misalkan, apabila seseorang kandidat dari Partai Demokrat memenangi 50.1% suara di Texas, maka dari itu ia akan memperoleh seluruh suara dari anggota electoral college yang ada di negara bagian tersebut, yaitu berjumlah 38 orang. Cuman negara bagian Nebraska dan Maine yang membagi suara electoral college berdasarkan proporsi suara yang diperoleh masing-masing calon presiden.
Inilah yang membuat Hillary Clinton kalah oleh Donald Trump pada pemilu sebelumnya yaitu pada tahun 2016. Ini sangat disayangkan oleh Hillary karena jumlah popular vote atau suara rakyat miliknya lebih tinggi dibandingkan dengan Trump. Akibat kemenangannya Trump yang tipis di sejumlah negara bagian mampu mengantarkan Trump ke kursi kepresidenan dengan mengantongi 304 suara elektoral.




Komentar
Posting Komentar